GARUT – Pengrajin Kerupuk Kulit atau lebih dikenal dengan dorokdok mengeluhkan biaya produksi yang makin meningkat. Sebab, Harga minyak goreng dipasaran semakin melambung tinggi.
Saat ini di Kabupaten Garut harga minyak goreng mencapai Rp 40 ribu rupiah untuk kemasan dua liter. Tingginya harga minyak goren ini dipengaruhi permintahan CPO atau minyak sawit di luar negeri yang tinggi. Sedangkan ketersedian di pasar dunia menipis. kudisini ini dikeluhkan oleh seluruh pengrajin kerupuk kulit di Kabupaten Garut.
Salah satu pengrajin kerupuk kulit dorokdok Opay Paryantono mengeluhkan tingginya harga minyak goreng yang berdampak dari mahalnya biaya produksi.
Untuk mengatasinya, dia harus memuputar otak agar produksi rambak kulitnya tetap berjalan meski harga minyak goreng sedang tinggi.
Menurutnya, untuk sekali produksi kerupuk kulitnya, dia biasa memakai sampai puluhan liter minyak goreng. Namun dengan naiknya harga minyak goreng dia terpaksa menaikan harga kerupuk kulit.
Tidak itu saja, Sselain Minyak goreng yang tinggi, bahan baku lainnya seperti plastik untuk membungkus rambak kulit juga mengalami kenaikan.
Dia berkata, minyak goreng dan plastik di pasaran harganya relatif hampir sama satu sama lainnya.
“Ya kalau sekarang cara menyiasatinya, atur-atur gimana caranya supaya ada uang untuk menggaji karyawannya,” kata Opay saat ditemui di rumah produksi PD. Anugrah Jaya di Kampung Galumpit RW 25 RT 2 Desa Kota Kulon Kabupaten Garut itu.
Selain menaikan harga kerupuk kulit, Opay mengaku mengurangi isi kerupuk kulit agar tetap mendapat untung meski sedikit.
“Kalau mengurangi isinya, nanti konsumen bertanya-tanya, daripada nanti konsumennya bertanya – tanya ya mending dinaikin harganya, ya tidak begitu tinggi, naiknya di kisaran 500 rupiah,” katanya.
Dia berharap kepada pemerintah memperhatikan masalah ini. Harga minya gooreng harus kembali stabil untu menjaga kelangsungan produksi bahan baku untuk rambak kulitnya. (red)
